Jumat, 06 November 2015

KOPI

                       KOPI
Kopi di Indonesia memiliki berbagai-bagai macam jenis kopi yaitu robusta dan arabika. Kopi arabika berasal dari Ethiopia. Kopi ini juga  disebarkan melalui orang Arab pada abad ke 13 dan 14, pada sekitar tahun 1700 kopi ini juga dikenalkan kepada Indonesia melalui Belanda kopi arabika juga mempunyai peringkat dan banyak di ekspor ke negara-negara di Eropa selain Amerika serikat dan Asia. Kopi ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi, dan biasa enaknya ditanam di 700 meter diatas permukaan laut Kopi robusta biasanya lebih murah daripada kopi arabika. Kopi Robusta berawal ditanam di Amerika Latin. Dan ditanam di ketinggian 400 meter diatas permukaan laut.
Biasanya kalau meminum kopi Indonesia orang-orang mencari keasaman tersebut atau juga bisa dibilang arabika. Budaya Kopi masuk ke dalam Indonesia dari berbagai cara, para pedagang dari negara negara lain datang kesini untuk berdagang dan bertukar rempah rempah, Kopi juga adalah salah satu komoditas yang sudah diperdagangkan sejak waktu penjajahan. Tipe kopi yang disebarkan saat jaman penjajahan adalah kopi arabika dan robusta. Ada juga saat Belanda menjajah, banyak kebun kopi yang ditanam disini untuk menambah komoditas rempah yang dapat dimanfaatkan di Indonesia.
Dengan ini, tertanamlah budaya kopi di Indonesia, tanaman kopi tersebar di seluruh Nusantara, dimana perbedaan iklim, kontur tanam, dan ketinggian penanaman mengubah biji kopi dari setiap daerah unik dengan perbedaan rasa, tekstur, dan aromanya sendiri sendiri. Bukan hanya rempah-rempah yang  memiliki daya tarik tetapi kopi juga, kopi adalah salah satu daya tarik Indonesia bagi negara-negara Eropa. Indonesia memiliki banyak kopi yang berasal dari wilayah-wiayah di Indonesia, misalnya seperti kopi Gayo, kopi Toraja, kopi Malang, dan kopi Lembang.
Jenis-jenis Kopi
Kopi Gayo memiliki rasa unik yaitu rasa asam. Yang biasa kopi rasa nya pahit atau manis, yang ini memiliki rasa perpaduan rasa asam dan pahit yang menciptakan rasa yang sangat unik dan hanya bisa dirasakan di kopi ini. Kopi Gayo cukup terkenal di dunia karena karena memiliki cita rasa khas dengan ciri utama antara lain aroma dan perisa yang kompleks dan kekentalan yang kuat dan ia juga mempunyai aroma dan kenikmatan yang khas dan jika di cupping atau di test rasa dan aroma di daerah gayo hampir memiliki cita rasa kopi yang ada di seluruh dunia, ini disebabkan oleh faktor ketinggian dan beberapa aspek lain. Kopi Gayo termasuk tipe kopi arabika.

Selain kopi Gayo terdapat  juga kopi Toraja. Kopi Toraja juga bisa disebut salah satu kopi yang mendunia. Ada dua jenis kopi Toraja yaitu Robusta dan Arabika. Kopi  ini terkenal  karena rasanya yang unik sehingga  dibuat kopi versi instannya oleh merek-merek terkenal di dunia. Kopi Toraja sangat unik karena  ada perpaduan rasa tanah yang terdapat di biji kopi tersebut. Kopi ini mempunyai kandungan asam yang rendah. Yang unik nya lagi adalah rasa pahit yang cukup lama di dalam mulut itu yang dirasakan oleh lidah.

Terdapat juga kopi Lembang. Kopi lembang menurut adalah kopi yang rasanya paling netral karena rasa asam dan pahit nya tidak berlebihan. Kopi lembang ini berasal dari Jawa Barat, Bandung daerah pegungungan Lembang. Kopi Lembang ini berjenis Arabika.

Biasanya orang Indonesia meminum kopi untuk beverage dan mengobrol dengan santai. Orang Indonesia adalah salah satu negara yang sangat gemar dengan kopi karena mungkin sudah jadi kebiasaan bagi mereka.

Masa Panen

Setiap kopi mempunyai masa penen yang berbeda-beda seperti kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika mempunyai panen besar pada bulan juli dan agustus, dan masa panen kecil kopi arabika di  bIndonesia pada saat bulan september dan juni. Kopi robusta juga memiliki masa panen, mulai dari panen kecil hingga panen besar. Kopi robusta memiliki panen besar  di Indonesia  pada saat bulan september, juni ,dan juli. Mereka juga memiliki masa panen kecil pada bulan september,mei, dan agustus.

Rasa

Selain berbagai  macam kopi, ada  juga berbagai macam roasting atau memangang kopi. Yang pertama adalah Blonde atau beginner level yang di roast beberapa menit saja. Yang kedua adalah medium roast yang dalam kondisi tengah-tengah.  Yang ketiga adalah Dark roast yang warna yang lebih gelap. Cara dan waktu roasting ini sangat mempengaruhi  rasa dari kopi-kopi tersebut.


Selain dari cara roasting yang mempengaruhi rasa adalah grinding. Grinding adalah cara pengilingan biji kopi tersebut. Dari ukuran yang halus sampe yang  kasar. Dan cara penyeduhan juga bisa mempengaruhi rasa. Contohnya  adalah kopi tubruk (langsung disiram), Vietnam Drip, Pour Over, V60, Flat Bottom , Kalita, Clever Drip, Syphon , Aeropress, Mocha pot dan lain-lain.

Selasa, 03 November 2015

Ngaliwet di Sekepicung

                                Ngaliwet di Sekepicung
Kak Angga dosen dari ITB memberi usul untuk Ngaliwet di sekepicung hari kamis bersama kang Ojen dan bapak-bapak yang berada disana. Kami diminta untuk membeli bahan bahan untuk ngaliwet seperti beras, lalapan, gula, ikan, tahu, tempe, cabai, tomat, minyak dan air bersih. Kami sangat senang dengan tawaran tawaran tersebut.  Kami merencanakan semuanya dengan teratur. Kami merencanakan sebelum kegiatan di Sekepicung untuk  membeli dahulu bahan bahan tersebut dengan uang kas kami.

Pada hari tersebut kami berkegiatan seperti menyiram, menyangkul , menanam dan memberi makan kelinci yang berada di pertanian terpadu yang berada di Sekepicung. Kami membantu kang Ojen mengurus pertanian terpadu tersebut sampai jam makan siang. Ketika jam makan siang, kami mulai menyiapan bahan-bahan untuk ngaliwet bersama.

Kang Ojen menyiapkan tiga batu bata lalu di letakan kayu ditengah tengahnya lalu iya membakar kayu itu denagn korek yang ia miliki untuk menyalakan api untuk memasak. Kang Ojen juga  mencuci beras dan memasaknya dengan memasukan rempah-rempah kedalam panci. Untuk membuat sambal, Lian yang mengambil bahan bahan dan Kinan yang menguleg bahan bahan tersebut. Ada bapak yang melihat kangkung yang segar jadi  bapak itu  memetik kangkung tersebut dan mencucinya. Lalu kinan memasak kangkung tersebut. Saya Kinan dan Lian juga membantu mengoreng tahu, tempe, dan ikan peda asin.

Ketika semua makanan sudah siap kami menunggu kak Angga yang sedang membeli kecap ke pasar. Kang Ojen memberi daun pisang yang besar  untuk makan ramai-ramai untuk menganti piring. Jadi kita benar-benar makan dengan cara tradisional. Kami sangat menikmati makanan tersebut karena terasa sangat lezat dan kami bangga karena makanan lezat ini adalah buatan kami. Kak Agni juga bilang bahwa sambal ya sangat lezat hingga menambah terus menerus. Kak Angga bersama istrinya juga ikut menyantap makanan tersebut. Semua makan dengan lahap dan puas. Hal seperti ini jarang sekali bisa di nikmati  jadi saya sangat bersyukur bisa ikut membuat dan menyantap makanan tersebut.